Tasikmalaya – BPJS Kesehatan Cabang Tasikmalaya terus berupaya untuk mencapai universal health coverage (UHC) Kabupaten Tasikmalaya. Saat ini, Kabupaten Tasikmalaya menempati urutan terakhir dalam capaian UHC di Jawa Barat dengan cakupan peserta 84,08 % (persen) dengan keaktifan peserta 60,26 % (persen). Angka tersebut masih jauh dari syarat UHC, yakni cakupan peserta 98% (persen) dengan keaktifan peserta 80% (persen).
Untuk mencapai tujuan tersebut, BPJS Kesehatan Cabang Tasikmalaya bekerjasama dengan USAID Catalyze melakukan Upaya-upaya perluasan peserta dengan melakukan Sosialisasi Program JKN di Desa Cipakat Kecamatan Singaparna.
Dengan struktur pemerintahan yang kuat hingga ke tingkat RT/RW, Desa dianggap sebagai pondasi yang cocok untuk mensosialisasikan Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
Menurut Erry, ada 3 faktor yang membuat penduduk desa tersebut belum menjadi peserta JKN. Pertama, kendala finansial karena sebagian besar penduduk berprofesi sebagai petani sehingga pendapatannya fluktuaktif sesuai dengan hasil taninya.
“Kedua, keterbatasan informasi seputar JKN. Terakhir karena akses yang terbatas menuju fasilitas kesehatan (faskes), terutama penduduk yang tinggal di desa terpencil,” terangnya.
Mengakar dari permasalahan ini, BPJS Kesehatan Cabang Tasikmalaya beserta pemerintah setempat, puskesmas, dan pihak lainnya telah melakukan beberapa upaya seperti sosialisasi yang intensif kepada penduduk, aktivasi peserta yang non aktif, dan memfasilitasi pendaftaran peserta baru.
“Kami datang langsung ke lokasi dengan BPJS Keliling. Selain itu, kami juga fasilitasi dengan BPJS Online agar semakin mempermudah masyarakat,” tegas Erry.
Kemudian, dengan adanya kemitraan BPJS Kesehatan Cabang Tasikmalaya dengan USAID Catalyze dan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tasikmalaya kian mempermudah cakupan kepesertaan JKN. Dalam beberapa bulan terakhir, kepesertaan JKN di Kabupaten Tasikmalaya semakin meningkat dan pemahaman masyarakat tentang pentingnya jaminan kesehatan semakin baik.
Erry menggarisbawahi, jalan mencapai UHC memang panjang. Namun, dengan adanya kolaborasi, komitmen, dan saling mendukung antar lembaga, bukan tidak mungkin di tahun 2025 Kabupaten Tasikmalaya bisa meraih UHC.
“Maka dari itu, sosialisasi di Desa Cipakat selama 2 hari (17-18 Desember) diharapkan dapat meningkatkan lagi pemahaman masyakat tentang JKN, dan diharapkan permasalahan yang ada di desa ini juga bisa kita diskusikan dan mencari jalan keluar bersama-sama,” harapnya.
Senada dengan Erry, Kepala BPJS Kesehatan Kabupaten Tasikmalaya, Cardi, juga menekankan pentingnya menjaga kesehatan masyarakat. Program JKN adalah salah satu caranya.
- Advertisement -
“Sosialisasi ini dilakukan agar penduduk yang belum memahami betul tentang Program JKN menjadi paham. Kemudian, yang sudah paham semakin paham lagi sehingga bisa menularkan pengetahuannya tentang JKN kepada yang lain,” tutur Cardi.
Cardi meneruskan, nantinya sosialisasi ini tidak hanya hanya kepada penduduk, melainkan juga kepada tokoh masyarakat, tenaga kesehatan, mitra Pembangunan, dan pemerintah setempat. Diharapkan, cakupan kepesertaan di Desa Cipakat mengalami peningkatan dan bisa mencapai 100 persen. Hal ini dapat mendorong capaian UHC di Kecamatan Singaparna dan trntunya akan meningkatkan cakupan kepesertaan se-Kabupaten Tasikmalaya.
Cardi juga menyampaikan dalam kegiatan sosialisasi bersama dengan USAID Catalyze, banyak inovasi-inovasi yang akan dilaksanakan dalam rangka memperluas cakupan kepesertaan dan meningkatkan keaktifan peserta di Kabupaten Tasikmalaya.
Dalam waktu yang bersamaan juga dilakukan penandatanganan komitmen Bersama untuk mewujudkan UHC di Kabupaten Tasikmalaya.